
Jakarta – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memberikan apresiasi terhadap Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih, Prabowo Subianto, yang menunjukkan sikap tegas menolak segala bentuk penghinaan terhadap Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Sikap ini dinilai sebagai cerminan dari nilai-nilai etika politik yang santun dan menunjukkan kepemimpinan yang berjiwa besar.
Wakil Sekretaris Jenderal PDIP, Arif Wibowo, menegaskan bahwa pernyataan Prabowo merupakan wujud penghormatan terhadap para pemimpin bangsa. “Kami menghormati sikap Pak Prabowo yang tidak suka jika Ibu Megawati dijelekkan. Ini menunjukkan bahwa beliau memahami bagaimana pentingnya menjaga marwah demokrasi yang sehat dan bermartabat,” ujar Arif dalam keterangannya kepada media, Senin (17/2/2025).
Arif menambahkan bahwa dalam politik, perbedaan pendapat adalah sesuatu yang lumrah, namun tidak seharusnya mengarah pada penghinaan atau serangan personal. “Dalam budaya kita, ada pepatah yang mengatakan ‘Jangan menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri.’ Artinya, jika kita terus membangun narasi negatif, itu bisa merugikan kita sendiri. Sikap Pak Prabowo sejalan dengan pepatah bijak tersebut,” lanjutnya.
Sikap Prabowo ini juga dinilai sebagai sinyal positif bagi hubungan politik antara PDIP dan Partai Gerindra, yang selama ini kerap berseberangan dalam berbagai isu. Beberapa pengamat politik menilai bahwa sikap saling menghormati antar-elite politik dapat menjadi awal dari kerja sama yang lebih harmonis di masa depan, terutama dalam membangun pemerintahan yang kuat dan inklusif.
Seperti diketahui, dalam berbagai kesempatan, Prabowo menegaskan bahwa dirinya tidak setuju dengan cara-cara politik yang merendahkan lawan. Dalam salah satu pidatonya, ia menekankan bahwa setiap pemimpin memiliki jasa dan kontribusi masing-masing bagi bangsa, termasuk Megawati Soekarnoputri yang pernah menjabat sebagai Presiden ke-5 Republik Indonesia.
Pernyataan ini muncul di tengah dinamika politik nasional pasca-Pemilu 2024 yang menghasilkan Prabowo sebagai presiden terpilih. Dalam proses transisi pemerintahan, sinyal-sinyal rekonsiliasi politik mulai tampak, dengan adanya komunikasi antarpartai yang semakin intens.
Dengan sikap Prabowo ini, PDIP berharap agar atmosfer politik nasional ke depan dapat lebih sejuk dan mengedepankan kepentingan rakyat di atas segalanya. “Kami berharap ke depan kita bisa membangun demokrasi yang lebih matang, di mana setiap pihak bisa berkompetisi secara sehat tanpa harus saling menjatuhkan,” pungkas Arif.
Para analis politik menilai bahwa jika sikap saling menghormati ini terus berlanjut, maka stabilitas politik nasional dapat terjaga dengan baik. Hal ini juga menjadi modal penting bagi pemerintahan mendatang dalam menjalankan program-program yang berpihak pada kepentingan rakyat secara luas.