
Jakarta, [Tanggal] – Detak jantung adalah salah satu indikator utama kesehatan seseorang. Banyak orang sering bertanya, berapa detak jantung yang dianggap normal? dan apa saja faktor yang mempengaruhi ritme jantung seseorang?. Untuk menjawab pertanyaan ini, para ahli kardiologi memberikan penjelasan lengkap mengenai detak jantung normal, faktor-faktor yang memengaruhinya, serta kapan seseorang harus waspada terhadap perubahan ritme jantung.
Berapa Detak Jantung Normal?
Menurut American Heart Association (AHA) dan berbagai penelitian kardiologi, detak jantung normal saat istirahat (resting heart rate) bervariasi tergantung pada usia, tingkat kebugaran, dan kondisi kesehatan seseorang.
Berikut adalah rata-rata detak jantung normal berdasarkan kelompok usia:
Usia | Detak Jantung Normal (BPM) |
---|---|
Bayi (0–1 tahun) | 100–160 BPM |
Anak-anak (1–10 tahun) | 70–120 BPM |
Remaja dan Dewasa (11–60 tahun) | 60–100 BPM |
Lansia (>60 tahun) | 60–90 BPM |
BPM (Beats Per Minute) atau denyut per menit adalah satuan yang digunakan untuk mengukur detak jantung seseorang.
Namun, angka 60–100 BPM untuk orang dewasa bukanlah patokan mutlak. Beberapa atlet atau individu dengan kebugaran tinggi bisa memiliki detak jantung istirahat serendah 40–60 BPM, yang tetap dianggap normal karena jantung mereka lebih efisien dalam memompa darah.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Detak Jantung
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan variasi detak jantung seseorang, baik dalam kondisi normal maupun dalam situasi tertentu. Beberapa di antaranya meliputi:
1. Aktivitas Fisik dan Kebugaran
- Saat beristirahat, detak jantung cenderung lebih rendah.
- Saat berolahraga, detak jantung meningkat untuk memasok lebih banyak oksigen ke otot.
- Atlet memiliki detak jantung istirahat lebih rendah karena jantung mereka lebih kuat dan efisien.
2. Usia dan Jenis Kelamin
- Seiring bertambahnya usia, detak jantung istirahat cenderung sedikit meningkat.
- Secara umum, wanita memiliki detak jantung istirahat sedikit lebih tinggi dibandingkan pria.
3. Kondisi Medis dan Penyakit
- Penyakit seperti hipertensi, diabetes, gangguan tiroid, atau penyakit jantung dapat menyebabkan detak jantung tidak normal.
- Demam dan infeksi juga bisa meningkatkan detak jantung karena tubuh bekerja lebih keras untuk melawan penyakit.
4. Stres dan Emosi
- Stres, kecemasan, dan panik dapat menyebabkan peningkatan detak jantung.
- Relaksasi dan meditasi dapat membantu menurunkan detak jantung.
5. Obat-Obatan dan Zat Stimulan
- Kafein, nikotin, dan alkohol dapat mempercepat detak jantung.
- Obat-obatan seperti beta-blocker dapat menurunkan detak jantung.
Kapan Harus Waspada?
Meskipun variasi detak jantung adalah hal yang normal, ada beberapa kondisi yang perlu diwaspadai:
1. Detak Jantung Terlalu Tinggi (Tachycardia – >100 BPM saat istirahat)
- Bisa disebabkan oleh stres, dehidrasi, anemia, gangguan tiroid, atau gangguan jantung seperti fibrilasi atrium.
- Jika detak jantung terus tinggi tanpa alasan jelas, segera konsultasi dengan dokter.
2. Detak Jantung Terlalu Rendah (Bradycardia – <60 BPM saat istirahat, kecuali atlet)
- Bisa terjadi karena masalah konduksi listrik jantung, efek samping obat, atau kondisi medis seperti hipotiroidisme.
- Jika bradikardia menyebabkan pusing, lemas, atau pingsan, segera periksa ke dokter.
3. Detak Jantung Tidak Teratur (Aritmia)
- Jika detak jantung terasa berdebar tidak beraturan, meloncat-loncat, atau terlalu cepat/lambat secara tiba-tiba, bisa jadi ada masalah pada sistem listrik jantung.
- Fibrilasi atrium adalah salah satu jenis aritmia yang berbahaya dan bisa meningkatkan risiko stroke.
Cara Menjaga Detak Jantung Tetap Sehat
Para ahli kardiologi menyarankan beberapa langkah berikut untuk menjaga detak jantung tetap dalam kondisi optimal:
✅ Olahraga teratur – Seperti jalan cepat, berenang, atau yoga untuk memperkuat jantung.
✅ Kelola stres – Meditasi, teknik pernapasan, dan tidur yang cukup dapat membantu menstabilkan detak jantung.
✅ Pola makan sehat – Konsumsi makanan kaya serat, rendah garam, dan kaya omega-3 untuk mendukung kesehatan jantung.
✅ Hindari kafein berlebihan dan rokok – Karena bisa memicu lonjakan detak jantung secara mendadak.
✅ Rutin cek kesehatan – Jika memiliki faktor risiko penyakit jantung, lakukan pemeriksaan jantung secara berkala.
Kesimpulan
Detak jantung normal bervariasi tergantung pada usia, kebugaran, dan faktor kesehatan lainnya. Meskipun kisaran normal untuk orang dewasa adalah 60–100 BPM, atlet atau individu dengan kebugaran tinggi bisa memiliki detak jantung lebih rendah.
Jika mengalami detak jantung terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak beraturan, segera konsultasikan dengan dokter. Menjaga gaya hidup sehat, mengelola stres, dan melakukan olahraga rutin adalah kunci utama untuk menjaga detak jantung tetap stabil dan sehat.
🫀 Jaga kesehatan jantungmu mulai dari sekarang! Jika ragu, selalu konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.