
Purbalingga, Jawa Tengah – Seorang remaja pendaki yang mengalami insiden tragis di Gunung Slamet, setelah jatuh ke jurang sedalam 100 meter, akhirnya meninggal dunia. Tim SAR yang melakukan operasi penyelamatan selama berjam-jam berhasil mengevakuasi korban, tetapi nyawanya tidak tertolong karena luka yang terlalu parah.
Korban diketahui bernama Rizky Pratama (17), seorang pendaki asal Tegal yang mendaki Gunung Slamet bersama rombongan pada Jumat (23/2/2024). Insiden nahas itu terjadi ketika korban diduga kehilangan keseimbangan di jalur pendakian yang curam dan berbatu, tepatnya di sekitar Pos 7 Jalur Bambangan, yang terkenal dengan medan yang terjal dan ekstrem.
1. Kronologi Kejadian: Jatuh dari Tebing Curam
Menurut saksi mata yang juga merupakan rekan korban, Rizky dan rombongannya sedang dalam perjalanan menuju puncak Gunung Slamet (3.428 mdpl).
💬 “Kami sudah hampir sampai di Pos 7. Rizky berjalan di depan, tapi tiba-tiba dia terpeleset dan kehilangan keseimbangan. Kami hanya bisa melihatnya jatuh ke bawah, tapi jurangnya sangat dalam dan berbatu,” ujar salah satu rekannya yang masih syok dengan kejadian itu.
Tim pendaki lain yang berada di jalur segera melaporkan kejadian tersebut ke Tim SAR dan relawan Gunung Slamet. Namun, proses evakuasi tidak mudah karena medan yang curam dan minim pencahayaan.
2. Upaya Penyelamatan yang Dramatis
Tim SAR gabungan, yang terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI-Polri, dan relawan pendaki, segera diterjunkan ke lokasi untuk mengevakuasi korban.
🔹 Tim pertama tiba di lokasi sekitar pukul 22.30 WIB setelah berjalan kaki selama beberapa jam dari posko pendakian.
🔹 Karena kondisi yang gelap dan berbahaya, evakuasi harus dilakukan dengan peralatan khusus, termasuk tali dan tandu gunung.
🔹 Korban ditemukan dalam kondisi kritis dengan cedera parah di kepala, dada, dan kaki.
“Korban ditemukan di dasar jurang dalam keadaan tidak sadarkan diri dan mengalami luka serius. Kami langsung melakukan pertolongan pertama dan berusaha membawa korban turun,” ujar salah satu anggota tim SAR.
Sayangnya, meskipun tim medis telah bersiap di bawah gunung, nyawa Rizky tidak tertolong akibat luka yang terlalu parah.
3. Medan Ekstrem Gunung Slamet: Jalur Berbahaya bagi Pendaki
Gunung Slamet, yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah, terkenal dengan medan pendakian yang berat. Jalur Bambangan, yang paling populer di kalangan pendaki, memiliki beberapa titik berbahaya, terutama di Pos 7 dan Pos 8, di mana jalurnya sempit dan curam dengan batuan licin.
Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab kecelakaan ini meliputi:
⚠ Jalur berbatu dan licin – Hujan yang turun sehari sebelumnya membuat jalur menjadi licin, meningkatkan risiko terpeleset.
⚠ Minimnya perlengkapan keamanan – Korban diduga tidak menggunakan alat bantu seperti trekking pole yang bisa membantu keseimbangan.
⚠ Kurangnya penerangan – Pendakian dilakukan saat matahari mulai terbenam, membuat visibilitas rendah.
Pihak berwenang mengingatkan agar pendaki lebih berhati-hati dan selalu mematuhi protokol keselamatan saat mendaki gunung dengan medan ekstrem seperti Slamet.
4. Reaksi Keluarga dan Komunitas Pendaki
Berita meninggalnya Rizky Pratama menyisakan duka mendalam, terutama bagi keluarganya. Orang tua korban yang berada di Tegal langsung berangkat ke posko evakuasi setelah mendapat kabar dari tim SAR.
💬 “Kami tidak menyangka ini akan terjadi. Rizky sangat menyukai alam dan sering mendaki, tapi kami tidak pernah membayangkan perjalanan ini akan menjadi yang terakhir,” ujar ayah korban dengan suara bergetar.
Sementara itu, komunitas pendaki di Indonesia juga menyampaikan belasungkawa dan mengingatkan pentingnya keselamatan dalam pendakian.
“Gunung bukan tempat yang bisa dianggap remeh. Setiap pendaki harus benar-benar siap, baik fisik, mental, maupun perlengkapan. Kami harap kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pendaki,” ujar seorang anggota komunitas pendaki di media sosial.
5. Imbauan Keselamatan: Belajar dari Tragedi Ini
Kasus kecelakaan di Gunung Slamet bukanlah yang pertama. Beberapa insiden serupa pernah terjadi sebelumnya, termasuk pendaki yang jatuh ke jurang atau mengalami hipotermia di jalur pendakian.
Untuk menghindari kejadian serupa, berikut adalah beberapa tips keselamatan bagi pendaki:
✅ Persiapkan kondisi fisik dengan baik – Pendakian ke gunung tinggi membutuhkan stamina dan daya tahan tubuh yang prima.
✅ Gunakan perlengkapan yang sesuai – Selalu kenakan sepatu gunung dengan grip kuat, trekking pole, dan pakaian yang sesuai dengan kondisi cuaca.
✅ Jangan mendaki saat cuaca buruk – Hujan dan kabut tebal bisa meningkatkan risiko tergelincir dan tersesat.
✅ Selalu bersama rombongan – Jangan mendaki sendirian, dan pastikan selalu dalam jangkauan komunikasi dengan rekan satu tim.
✅ Ikuti jalur resmi – Jangan mengambil jalur alternatif yang tidak direkomendasikan oleh pemandu atau petugas.
Kesimpulan: Duka di Puncak Slamet
Meninggalnya Rizky Pratama di Gunung Slamet menambah daftar panjang kecelakaan pendakian di Indonesia. Insiden ini menjadi pengingat bahwa pendakian gunung bukan hanya soal keindahan alam, tetapi juga penuh dengan risiko yang harus diwaspadai.
Pihak berwenang berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pendaki untuk lebih memperhatikan faktor keselamatan. Sementara itu, keluarga dan sahabat Rizky kini hanya bisa mengenang sosoknya sebagai remaja petualang yang mencintai alam, tetapi akhirnya harus berpulang dalam perjalanan terakhirnya di Gunung Slamet.
Semoga almarhum mendapat tempat terbaik, dan semoga kecelakaan serupa tidak terulang di masa depan. 🌿⛰💔