
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan peringatan keras kepada kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza, menuntut pembebasan segera semua sandera yang ditahan. Trump menegaskan bahwa jika tuntutan ini tidak dipenuhi, Amerika Serikat siap memberikan dukungan penuh kepada Israel untuk “menyelesaikan pekerjaan” melawan Hamas.
Pernyataan ini disampaikan Trump setelah pertemuannya dengan delapan sandera Israel yang baru dibebaskan di Gedung Putih. Dalam kesempatan tersebut, Trump menekankan bahwa Hamas harus segera membebaskan semua sandera dan mengembalikan jenazah warga Israel yang terbunuh. Ia juga memperingatkan para pemimpin Hamas untuk meninggalkan Gaza selagi masih ada kesempatan.
Selain itu, Trump mengarahkan pesan langsung kepada warga Gaza, menyatakan bahwa masa depan cerah menanti mereka jika tidak menahan sandera. Namun, jika sandera tetap ditahan, konsekuensi berat akan dihadapi.
Dalam perkembangan yang mengejutkan, pemerintah AS, yang sebelumnya menganggap Hamas sebagai organisasi teroris, telah memulai negosiasi langsung dengan kelompok tersebut. Utusan khusus presiden untuk urusan sandera, Adam Boehler, saat ini berada di Qatar untuk berunding dengan pejabat Hamas mengenai pembebasan sandera, termasuk warga negara Amerika, Edan Alexander.
Situasi ini menambah ketegangan di Timur Tengah, dengan berbagai pihak internasional mendesak penyelesaian damai dan pembebasan segera para sandera.