
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa periode hujan lebat disertai angin kencang yang melanda wilayah Bali dalam beberapa hari terakhir diprediksi akan segera berakhir. Namun, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap dampak lanjutan, seperti genangan air, tanah longsor, hingga gelombang tinggi di perairan sekitar Pulau Dewata.
1. Hujan dan Angin Kencang Mulai Berkurang
Menurut Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, kondisi cuaca ekstrem yang terjadi di Bali selama sepekan terakhir disebabkan oleh aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) serta gelombang atmosfer Rossby dan Kelvin, yang memicu peningkatan intensitas curah hujan dan angin kencang.
“Saat ini, kondisi atmosfer di atas wilayah Bali mulai mengalami perbaikan. Sistem cuaca yang sebelumnya membawa hujan lebat dan angin kencang telah melemah, sehingga intensitas hujan akan berangsur menurun,” jelas BMKG dalam pernyataan resminya.
Meskipun hujan mulai mereda, BMKG tetap mengingatkan bahwa potensi hujan ringan hingga sedang masih bisa terjadi di beberapa daerah, terutama pada sore hingga malam hari.
2. Waspada Dampak Lanjutan: Longsor dan Gelombang Tinggi
BMKG juga menyoroti adanya dampak lanjutan dari hujan deras yang terjadi sebelumnya. Beberapa wilayah di Bali yang memiliki topografi perbukitan, seperti Buleleng, Karangasem, Bangli, dan Gianyar, berisiko mengalami tanah longsor akibat tanah yang sudah jenuh air.
“Masyarakat yang tinggal di lereng bukit atau daerah dengan kemiringan curam harus tetap waspada terhadap kemungkinan longsor, terutama jika masih ada hujan meskipun dengan intensitas ringan hingga sedang,” ujar BMKG.
Selain itu, kondisi di perairan sekitar Bali juga masih perlu diwaspadai, terutama bagi nelayan dan wisatawan yang hendak melakukan aktivitas di laut. BMKG mencatat bahwa gelombang tinggi dengan ketinggian mencapai 2-4 meter masih berpotensi terjadi di perairan selatan Bali, Selat Lombok, dan Selat Badung dalam beberapa hari ke depan.
3. Kerusakan Akibat Cuaca Ekstrem
Cuaca buruk yang melanda Bali dalam sepekan terakhir telah menyebabkan berbagai dampak, termasuk:
🌪 Pohon tumbang yang mengganggu arus lalu lintas di beberapa ruas jalan utama di Denpasar dan Badung.
🏡 Beberapa rumah warga mengalami kerusakan akibat tertimpa pohon atau diterjang angin kencang.
🛤 Tanah longsor terjadi di beberapa titik, menghambat akses jalan di kawasan pegunungan.
🌊 Aktivitas pelayaran dan pariwisata laut sempat terganggu akibat tingginya gelombang di sekitar pantai Kuta dan Nusa Dua.
Pemerintah daerah dan instansi terkait telah melakukan berbagai langkah tanggap darurat, termasuk pembersihan material longsor dan evakuasi warga terdampak.
4. BMKG: Masyarakat Diminta Tetap Waspada
Meskipun cuaca mulai berangsur normal, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi cuaca secara berkala. Beberapa langkah mitigasi yang bisa dilakukan antara lain:
✔ Menghindari aktivitas di luar ruangan jika terjadi hujan lebat atau angin kencang.
✔ Menjauhi daerah rawan longsor, terutama setelah hujan berkepanjangan.
✔ Memonitor prakiraan cuaca dari BMKG sebelum melakukan perjalanan jauh.
✔ Bagi nelayan dan wisatawan, sebaiknya menunda aktivitas di laut hingga kondisi benar-benar stabil.
BMKG juga menyarankan agar masyarakat menggunakan aplikasi cuaca resmi untuk mendapatkan informasi terkini mengenai prakiraan hujan, angin, serta peringatan dini terkait potensi bencana.
Kesimpulan: Cuaca Membaik, Kewaspadaan Tetap Perlu Dijaga
Dengan berkurangnya intensitas hujan dan angin kencang, Bali kini memasuki fase pemulihan dari cuaca ekstrem yang melanda beberapa hari terakhir. Namun, dampak lanjutan seperti longsor, gelombang tinggi, dan sisa genangan air masih perlu diwaspadai.
Masyarakat diimbau untuk tetap berhati-hati dan mengikuti perkembangan informasi dari BMKG serta instansi terkait guna menghindari risiko yang tidak diinginkan.