
Hubungan antara PDI Perjuangan (PDIP) dan mantan kadernya, Joko Widodo (Jokowi), kembali memanas. Ketegangan terbaru ini dipicu oleh pernyataan PDIP mengenai adanya utusan dari Jokowi terkait pemecatannya dari partai. Jokowi menanggapi tudingan tersebut dengan meminta PDIP membuktikan siapa utusan yang dimaksud.
Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Daniel Johan, menyarankan agar PDIP dan Jokowi melakukan tabayyun atau klarifikasi bersama untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum relawan Pro-Jokowi (Projo), Freddy Damanik, menanggapi pernyataan PDIP yang meragukan sikap diam Jokowi meski dicela. Freddy menyebutkan bahwa kesabaran seseorang pasti ada batasnya, dan jika terus diganggu, bukan tidak mungkin Jokowi akan mengambil tindakan yang dapat merugikan PDIP.
Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Beny Papa, meminta kader PDIP, Deddy Sitorus, untuk tidak membuat hoaks dan membawa-bawa nama Jokowi dalam permasalahan internal partai. Beny menekankan bahwa membawa-bawa nama Jokowi adalah tindakan yang salah alamat dan dapat menimbulkan fitnah di masyarakat.
Ketegangan antara PDIP dan Jokowi ini merupakan kelanjutan dari hubungan yang memburuk sejak 2023, terutama terkait dengan dinamika politik menjelang Pilpres 2024. Hubungan yang telah terjalin hampir 20 tahun antara Jokowi dan PDIP akhirnya kandas dengan keputusan pemecatan Jokowi dari partai pada Desember 2024.
Situasi ini menunjukkan bahwa hubungan antara PDIP dan Jokowi masih belum membaik, dengan berbagai pihak menyerukan dialog dan klarifikasi untuk meredakan ketegangan yang ada.