Lumajang, Jawa Timur – Gunung Semeru, gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, kembali mengalami erupsi pada Sabtu malam, menyebabkan letusan setinggi 700 meter dari puncaknya. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa aktivitas vulkanik meningkat sejak sore hari sebelum akhirnya terjadi letusan yang disertai lontaran material vulkanik dan awan panas.

Menurut data PVMBG, erupsi terjadi sekitar pukul 19.30 WIB, dengan kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam yang mengarah ke barat daya. Selain itu, beberapa wilayah sekitar Semeru mengalami hujan abu ringan, terutama di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Meningkatnya Aktivitas Vulkanik

Gunung Semeru saat ini berada dalam status Level III (Siaga), yang berarti adanya peningkatan aktivitas vulkanik yang dapat berujung pada erupsi yang lebih besar. Petugas pemantau Gunung Semeru, Sudiono, menjelaskan bahwa sebelum erupsi terjadi, sensor seismik mendeteksi peningkatan kegempaan yang cukup signifikan, termasuk gempa letusan dan gempa vulkanik dalam.

“Kami mencatat adanya peningkatan gempa tremor sebelum erupsi terjadi. Warga di sekitar lereng gunung, terutama yang berada di jalur aliran lahar, diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari petugas,” kata Sudiono.

Dampak Erupsi dan Evakuasi Warga

Akibat letusan ini, beberapa daerah di sekitar kaki Gunung Semeru mengalami dampak langsung, seperti hujan abu tipis dan peningkatan aliran lahar di sungai-sungai yang berhulu di Semeru. Masyarakat di sekitar aliran Sungai Besuk Kobokan, Besuk Bang, dan Besuk Kembar diminta waspada terhadap potensi banjir lahar hujan, terutama mengingat curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang telah menyiagakan tim evakuasi di beberapa titik rawan. Sejumlah warga di Desa Supiturang dan Desa Sumberwuluh memilih mengungsi ke lokasi yang lebih aman untuk menghindari dampak lanjutan dari aktivitas vulkanik ini.

Antisipasi dan Imbauan Pemerintah

Pemerintah daerah bersama BPBD dan relawan terus melakukan pemantauan dan memberikan edukasi kepada warga terkait langkah-langkah mitigasi. Masyarakat diminta untuk:

• Tidak melakukan aktivitas dalam radius 5 km dari puncak Gunung Semeru.
• Menghindari jalur-jalur sungai yang berpotensi dilalui awan panas atau banjir lahar.
• Menggunakan masker dan pelindung mata saat terjadi hujan abu.
• Selalu mengikuti informasi resmi dari PVMBG, BMKG, dan BPBD setempat.

Sementara itu, pihak Bandara Abdul Rachman Saleh di Malang juga memantau potensi dampak abu vulkanik terhadap penerbangan. Hingga saat ini, belum ada laporan gangguan signifikan terhadap aktivitas penerbangan di wilayah tersebut.

Sejarah Letusan Gunung Semeru

Gunung Semeru dikenal sebagai salah satu gunung api aktif di Indonesia dengan pola erupsi yang relatif sering terjadi. Pada Desember 2021, gunung ini mengalami erupsi besar yang menyebabkan awan panas guguran mencapai beberapa desa dan mengakibatkan korban jiwa serta kerusakan infrastruktur.

Dengan kondisi yang masih fluktuatif, masyarakat di sekitar Gunung Semeru diharapkan tetap siaga dan tidak panik. Upaya mitigasi terus dilakukan untuk meminimalkan dampak bencana dan melindungi warga dari potensi bahaya erupsi yang lebih besar.