
Pada awal Maret 2025, Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto, melakukan kunjungan kerja ke Gudang Bulog di Yogyakarta dan menemukan beras impor yang tersimpan di sana telah diserang kutu.
Detik Finance Menanggapi temuan ini, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto, menjelaskan bahwa beras sebagai komoditas pangan memang berpotensi terkena serangan hama selama penyimpanan, terutama jika disimpan dalam jangka waktu yang lama. Bulog telah menerapkan konsep Pengelolaan Hama Gudang Terpadu (PHGT) dan melakukan monitoring kualitas gudang serta serangan hama secara rutin, termasuk tindakan perawatan kualitas seperti penyemprotan dan fumigasi untuk memastikan beras yang dikeluarkan dari gudang bebas dari hama.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menambahkan bahwa stok beras impor yang terkena serangan kutu di gudang Bulog masih dapat dikonsumsi setelah melalui proses fumigasi atau pengendalian hama. Ia juga meminta agar seluruh gudang Bulog diperiksa secara berkala untuk memastikan kualitas beras yang disimpan.
Tempo Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyebut bahwa penyebab adanya kutu pada beras di gudang Bulog kemungkinan karena tempat penyimpanan yang memiliki udara lembab.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengakui bahwa Perum Bulog telah melaporkan adanya 100.000 hingga 300.000 ton beras sisa impor di gudang Bulog yang sudah tidak layak konsumsi. Ia menegaskan bahwa beras yang terserang kutu tersebut tidak boleh dikonsumsi oleh masyarakat dan tidak boleh diperuntukkan menjadi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Dengan demikian, meskipun beras yang terserang kutu masih dapat dikonsumsi setelah melalui proses fumigasi, pemerintah menekankan pentingnya menjaga kualitas beras yang disalurkan kepada masyarakat dan memastikan bahwa beras yang tidak layak konsumsi tidak didistribusikan.