
Pada Selasa, 18 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah. Menurut data RTI, IHSG dibuka pada level 6.458,6, dengan posisi tertinggi 6.454 dan terendah 6.402.
Volume transaksi tercatat sebanyak 1,2 miliar saham, dengan nilai turnover mencapai Rp927,7 miliar dan frekuensi perdagangan sebanyak 86.540 kali. Terdapat 180 saham yang menguat, 198 saham melemah, dan 177 saham stagnan.
Secara harian, IHSG tercatat minus 1,05%, melemah 2,13% secara mingguan, dan turun 6,8% secara bulanan. Sejak awal tahun, IHSG telah melemah 9,51%, dan secara tahunan turun 12,21%.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, menjelaskan bahwa pada perdagangan Senin, 17 Maret 2025, IHSG ditutup turun 0,67% atau 43,68 poin ke level 6.471. Ia memprediksi IHSG hari ini akan bergerak rebound dalam rentang 6.400-6.560.
Sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG antara lain aksi profit taking investor asing pada saham-saham perbankan besar. Selain itu, neraca perdagangan nasional pada Februari 2025 surplus USD3,12 miliar, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar USD3,49 miliar. Indonesia telah mencatat surplus neraca perdagangan selama 58 bulan berturut-turut.
Di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga melemah. Pada pukul 08.57 WIB, kurs rupiah berada di Rp16.406 per dolar AS, melemah 56 poin atau 0,34%.
Sementara itu, bursa saham Asia menunjukkan tren positif. Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 530,8 poin (1,42%) ke 37.927,3, Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 422,449 poin (1,75%) ke 24.568,019, Indeks SSE Composite di China naik 7,7 poin (0,22%) ke 3.433,83, dan Indeks Straits Times di Singapura naik 33,879 poin (0,88%) ke 3.893,239.
Dengan kondisi ini, investor diharapkan tetap waspada dan mencermati perkembangan pasar serta faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG dan nilai tukar rupiah.