
Israel Hancurkan Satu-satunya Rumah Sakit Pusat Kanker di Gaza
Gaza, Palestina – Konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina kembali menelan korban di sektor kesehatan. Pasukan Israel dikabarkan telah menghancurkan satu-satunya rumah sakit pusat kanker di Jalur Gaza, yang selama ini menjadi harapan bagi ratusan pasien kanker di wilayah tersebut.
Serangan terhadap Rumah Sakit
Menurut laporan dari pejabat kesehatan di Gaza, Rumah Sakit Internasional Turki-Palestina, yang berfungsi sebagai pusat utama perawatan kanker, menjadi sasaran serangan udara dan artileri Israel. Serangan ini menyebabkan kehancuran besar pada bangunan rumah sakit, menghancurkan peralatan medis yang sangat dibutuhkan, dan mengganggu layanan kesehatan bagi pasien kanker yang berada di tahap perawatan kritis.
Seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan bahwa penghancuran rumah sakit ini akan memperparah krisis kemanusiaan yang sudah berlangsung akibat blokade dan agresi militer Israel. “Pasien kanker kini tidak memiliki tempat untuk menerima perawatan yang mereka butuhkan. Ini adalah pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia,” ujarnya.
Dampak bagi Pasien dan Tenaga Medis
Sebelum serangan, rumah sakit ini melayani lebih dari 10.000 pasien kanker setiap tahunnya. Dengan kehancuran fasilitas ini, pasien harus mencari alternatif pengobatan di luar Gaza, sesuatu yang hampir mustahil mengingat blokade ketat yang diberlakukan Israel di wilayah tersebut.
Seorang dokter spesialis onkologi yang selamat dari serangan tersebut mengungkapkan keprihatinannya. “Kami tidak hanya kehilangan tempat kerja kami, tetapi juga kehilangan harapan bagi pasien yang bergantung pada rumah sakit ini. Banyak dari mereka kini tidak tahu harus ke mana untuk mendapatkan pengobatan,” katanya.
Reaksi Internasional
Serangan terhadap rumah sakit ini memicu kecaman dari berbagai pihak internasional, termasuk organisasi kemanusiaan dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dalam pernyataannya mengutuk tindakan ini dan menyerukan gencatan senjata segera.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengecam serangan ini, menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa yang melindungi fasilitas kesehatan dalam konflik bersenjata. “Menargetkan rumah sakit adalah kejahatan perang. Kami menyerukan akses medis yang aman dan mendesak pihak berwenang untuk mengizinkan bantuan masuk ke Gaza,” demikian pernyataan resmi WHO.
Respons dari Israel
Pemerintah Israel mengklaim bahwa serangan tersebut merupakan bagian dari operasi militer mereka melawan kelompok bersenjata di Gaza. Mereka mengklaim bahwa rumah sakit tersebut digunakan sebagai tempat persembunyian militan Hamas, meskipun tidak ada bukti yang jelas yang mendukung pernyataan tersebut.
Namun, banyak pihak menilai bahwa serangan terhadap fasilitas medis bukan hanya melanggar hukum internasional, tetapi juga memperburuk kondisi kemanusiaan di Gaza yang sudah berada di ambang kehancuran akibat blokade berkepanjangan dan kekurangan sumber daya medis.
Krisis Kemanusiaan yang Semakin Memburuk
Dengan hancurnya satu-satunya rumah sakit pusat kanker di Gaza, krisis kesehatan di wilayah tersebut semakin memburuk. Pasokan obat-obatan yang terbatas, fasilitas medis yang tidak mencukupi, serta keterbatasan akses keluar bagi pasien membuat situasi semakin mengkhawatirkan.
Lembaga kemanusiaan internasional telah menyerukan intervensi segera untuk memastikan bahwa pasien kanker dan warga sipil lainnya di Gaza mendapatkan akses ke layanan kesehatan yang layak. Namun, hingga kini, solusi jangka panjang untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina masih jauh dari kenyataan.
Kesimpulan
Serangan Israel terhadap rumah sakit pusat kanker di Gaza bukan hanya menghancurkan fasilitas medis, tetapi juga harapan ribuan pasien yang bergantung pada perawatan di tempat tersebut. Kejadian ini semakin memperburuk kondisi kemanusiaan di Gaza, yang telah lama menderita akibat konflik berkepanjangan. Komunitas internasional diharapkan dapat mengambil langkah nyata untuk menekan Israel agar menghentikan agresi dan memberikan akses kemanusiaan yang lebih baik bagi rakyat Palestina.